MAKALAH SYARAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Syarat Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen “ dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dengan materi yang rinci dengan harapan dapat menambah dan memperluas wawasan mahasiswa/i untuk mengetahui pentingnya pengambilan keputusan dalam manajemen. Alur pemaparannya dibuat sedemikian rupa dengan bahasa yang sederhana agar para pembaca lebih mudah untuk memahaminya.
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dalam membuat makalah selanjutnya penulis lebih teliti lagi. Akhir kata penulis ucapkan terma kasih kepada dosen selaku mata kuliah teori pengambilan keputusan dan rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Palembang, Maret 2018


Penulis














                                                                            
 
 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................  i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PEDAHULUAN...................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 4   
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat............................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................. 5
2.1 Defenisi Keputusan Menurut Para Ahli ............................................................. 5
2.2 Defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli........................................ 6
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 7
3.1 Antara keputusan dan masalah........................................................................... 7
3.2 Pengambilan keputusan ..................................................................................... 7
3.3 Praktek membuat Keputusan............................................................................. 11
3.4 Melaksanakan Keputusan.................................................................................. 12
3.5 Syarat-syarat pengambilan keputusan .............................................................. 13
BAB 1V PENUTUP........................................................................................................... 13
            4.1 Kesimpulan....................................................................................................... 13
4.2 Saran .................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 15











                                                                             



 
 

BAB I PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Keputusan (decision)
Latar Belakang Keputusan adalah suatu pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Benar kata orang bijak “Jika cara anda tepat dalam membuat keputusan, maka anda akan terbebas dari berbagai persoalan dalam hidup”. Manajemen menbutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya. Pengambilan keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif keputusan yang mungkin. Alternaif keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan dalam konflik. Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan.

1.1              Perumusan Masalah
bagaimana cara mengambil keputusan yang efektif, dengan syarat-syarat yang tepat dan cara mengambil keputusan yang kreatif sesuai metode dan teori pengambilan keputusan

1.2              Tujuan Permasalahan
1.         Mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang efektif.
2.                2.                 Syarat-syarat pengambilan keputusan yang tepat
3.         Mengambil keputusan sesuai dengan metode dan teori pengambilan keputusan.

1.3              Manfaat
1.                  Wawasan mahasiswa/i bertambah luas.
2.                  Keputusan dalam manajemen dapat efektif dan efisien





BAB II 
LANDASAN TEORI

2.1       Definisi Keputusan Menurut Para Ahli
1.    Herbert A.
       Simon Seorang ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga       
       tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan: mendeskripsikan tahap awal ini   
       sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
       Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,    
       pengembangan, dan analisis masalah. Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini
       merupakan pilihan sebenarnya-  memilih tindakan tertentu dari yang tersedia. Tahap  
       ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari
       yang tersedia.
2.    Mintzberg
 koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan
Tahap identifikasi, Tahap pengembangan dan Tahap seleksi
3.        James A.F. Stoner
 Keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini  
 mengandung tiga pengertian, yaitu: Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan;    
 Ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan Ada tujuan yang   
 ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan  
 tersebut.
4.        Prajudi Atmosudirjo
 Keputusan adalah suatu pengakhiran dari pada proses pemikiran  
 tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
5 .   Mary Follet
       Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumannya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
6.        Ralph C. Davis
 Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu    
 keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus
 dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.

Dari pengertian-pengertian keputusan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternative dari beberapa alternative. Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.

2.2              Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, yaitu:
1. George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih (tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
2. Sondang P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3.    James A. F. Stoner
pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

BAB III 
PEMBAHASAN

3.1       Antara Keputusan dan Masalah
Sejauh mana pun perbedaan yang terjadi diantara pandangan Etzioni dan Lend Plom mengenai metode ideal dalam membuat keputusan kreatif, tetapai praktek membuat keputusan kreatif merupakan hasil yang pasti ketika sukses dalam memecahkan masalah. Pemilihan langkah pertama yang tepat dalam pemecahan masalah untuk membuat keputusan harus dianggap sebagai pembuka untuk memecahkan masalah. Seperti diketahui, berbagai masalah insani akan selalu ada untuk selamanya. Anehnya, jarang sekali masalah itu mudah dipecahkan. Meskipun demikian, disamping terdapat perbedaan pemahaman dan upaya menyelesaikannya, masalah-masalah tersebut menuntut penggunaan akal secara sempurna untuk memecahkannya. Manusia, sebagaimana diketahui bersama, berbeda kapasitasnya dalam menyelesaikan suatu persoalan, sementara masalah merekapun tentu berbeda pula. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada manfaatnya untuk mengikuti suatu metode tertentu dalam memecahkan semua masalah manusia. Dalam realitasnya, penggunaan rasio kadang-kadang lebih berguna dalam memecahkan masalah daripada unsur lainnya. Hal terpenting di sini adalah bahwa kita mesti mengetahui secara persis kapan pertama kalinya penetapan peragaman masalah yang mesti dihadapi, kemudian baru berpikir secara rasional mengenai cara atau metode untuk menghadapi dan memecahkannya.

3.2         Pengambilan Keputusan Kebijakan
Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan para aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang biasanya bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil kebijakan atau keputusan yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif Barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa     
      digunakan dan diterima oleh banyak kalangan adalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa unsur :
a.  Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah).
b.  Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat   jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c.    Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
d.   Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
e.   Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan dengan alternatif lain.
f.  Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan
2.  Teori Inkremental Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak   
      masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a.    Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b.  Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal.
c.    Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan akibatnya.
d.   Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e.  Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f.   Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.
3.    Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory) Beberapa kelemahan tersebut menjadi   
     dasar konsep baru yaitu seperti yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan- keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai. Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda. Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan. Selain teori-teori diatas ada juga metode yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam sebuah organisasi, yaitu:
1.  Metode Konservatif/Konvensional Menurut lend plom anda akan dinilai konservatif bila  
      dalam membuat keputusan,anda merujuk pada pengalaman orang lain yang memiliki masalah yang sama. Anda ingin menginginkan sebuah masalah berjalan apa adanya dan menghindari banyak pertentangan. Oleh karena itu anda mengikuti cara orang lain dalam hal ini dan tidak memberikan ruang bagi tumbuhnya kretivitas dalam diri anda.keputusan yang anda ambil mungkin saja cepat mengatasi msalah dan dalam beberapa kasus terbukti banyak berhasil. Metode ini memiliki beberapa keistimewaan yang disebut dengan istilah incrementalisme, yaitu memulai sesuatu dari apa yang telah dicapai atau dirancang oleh orang lain. Akan tetapi ada jika anda memakai teori ini maka :
a.   Anda tidak memiliki daya cipta yang tinggi.
b.   Anda gemar meniru orang lain dan mengekor nilai nilai lama.
c.   Solusi yang terbatas dan strategi kebijakan yang satu arah bertumpu pada kebiasaan masa
      lalu, tidak memberikan ruang kreativitas untuk melahirkan pemikiran pemikiraan baru.
d.   Ketergantungan kepada masa lalu mengikat ruang gerak kreatifitas.
e.   Perkembngan ilmu manajemen baru menawarkan metode metode baru dalam membuat   
      keputusan keputusan yang efektif.
2.   Metode Rasional Pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan ini tidak hanya semata-  
     mata menerima suatu cara oleh karena cara itu di waktu yang lampau telah dipakai dengan hasil baik, melainkan menetapkan dengan seksama persoalan- persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai pegangan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan untuk mencapai cara pemecahan sementara, dan memeriksa kembali cara pemecahan tersebut. Dengan demikian, pembuatan keputusan berdasarkan ilmu pengetahuan (ilmiah) itu adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang membawa kepada suatu rencana yang efektif. Metode pemecahan masalah ini disebut oleh Dr.Alawiat sebagai contoh yang baik.metode ini berdasarkan prilaku seorang ekonom yang secara detail mengumpulkan data, mendiagnosis masalah,menilai berbagai kemungkinan, kemudian memilih alternatif yang paling logis.prinsip seseorang dalam mengambil keputusan adalah mencari solusi yang terbaik dan paling ideal.denagan demikian anda akan menjadi seseorang yang yang pragmatis dan realistis.
3.   Metode Pemograman Linier Terdiri atas dasar 2 kata, yaitu LINIER yang mempunyai arti   
       bahwa fungsi matematik yang digunakan dalam model adalah fungsi linier, dan yang kedua programming , kata ini tidak ada hubunganya dengan program komputer. Dengan demikian , secara harfiah linier programming dapat diartikan sebagai teknik perencanaan guna pengambilan keputusan dengan menggunakan fungsi matematika yang berbentuk model linier .oleh karena itu dalam penerapanya ,linier programming memiliki perencanaan kegiatan kegiatan untuk mencapai hasil yang optimaldengan mempertimbangkan alternatif alternatif.
 Dengan demikian maka definisi dari linier programming adalah: sesuatu modal matematik /teknik matematik tyang digunakan untuk mencari cara terbaik dalam mengendalikan sumber daya yang terbatas pada kegiatan kegiatan yang saling berkompetensi dengan menggunakan model linier. Perkembangan ilmu ini bermula ketika PD II ,angkatan perang inggris dan amerika serikat dihadapkan pada maslah yang kompleks,yaitu mengalokasikan sumber daya tentara dan perlengkapan yang terbatas untuk berbagai kegiatan operasi perang yang luar biasa besar skalanya.kunci sukses kedua angkatan tersebut adalah keberhasilan mereka dalam proses pengambilan keputusan yang tepat untuk mengirim jumlah pasukan beserta logistiknya ke berbagai tempat yang membutuhkan.keputuan tersebut ternyata bersumber pada suatu tim yang terdiri dari pada ilmuwan yang melakukan penelitian 4.  Metode Pemograman Integrer Dalam kehidupan sehari hari snagt banyak pengambil  
        keputusan yang membutuhkan solusi optimal yang berbentuk bilanga. Industriawan pesawat mempertanyakan “berapa pesawat yang harus diproduksi tahun ini”?, pengusaha akan bertanya “berapa jumlah karyawan yang harus diterima berdasarkan tambahan investasi” ?, atau developer yang menanyakan ,” berapa gedung yang harus dibangun tahun ini”? mungkinkah manajer yang ditanya akan menjawab 2 setengah atau 6 setengah, tentu tidak mungkin. Contoh kasusnya seperti ini : suatu perusahaan otomotif memproduksi dua jenis mobil, yaitu truk dan bus. Keuntungan perunit truk adalah Rp. 10 juta, sedangkan bus adalah 50 juta. Untuk memproduksi 1 unit truk diperlukan biaya Rp. 10 juta dan bus untuk bus Rp. 100 juta.modal yang tersedia hanya Rp. 200 juta.dengan alasan pemasaran, truk tidak bisa dijual lebih dari 2 unit perbulan. Bagaimana strategi produk perusahaan tersebut agar keuntungan yang diraihnya sebesar mungkin ?
5.  Metode Peramalan Kita sering menjumpai atau mendengar kata peramalan dan tuirunanya,
      mislanya :ramalan cuaca , ramalan pertumbuhan ekonomi, ramalan situasi pilotik bahkan ramalan nasib semua kata peramalan yang disebutkan tadi mempunyai kesamaan dalam melihatatau memprediksi suatu kejadian dimasa mendatang,tapi caranya tidak perlu sama,.cara meramal pertumbuhan ekonomi tentu berbeda dengan cara meramal nasib yang dilakukn oleh para astrologmaupun ; paranormal. Pada diskusi ini peramalan (forecasting) didefinisikan sebagai alat / teknik untuk memprediksi atau memperkirakan suatu nilai pada masa yang akan datang dengan memperhatokan data atau informasi yang relevan , baik data masa lalu maupun data saat ini, sudah barang tentu pelamaran yang dipelajari disini bukanlah suatu peramalan yang menggunakan teknik yang dipakai oleh para normal, melainkan suatu peramalan yang menggunakan suatu kerangka kerja atau teknik kuantitatif yang baku dan kaidah kaidah yang dapat dijelaskan secara matematik maupun statistik. Teknik ini sangat berguna untuk melihat gambaran gambaran tentang masa depan sehingga kita dapat mengantisipasinya dengan baik apa yang akan terjadi,mislanya sebuah perusahaan pembuat printer komputer dapat memberikan berpa permintaan printer laser, misalnya di bula-bulan mendatang perusahaan tersebut dapat memperkirakan dengan baik berapa besarnya prodiksi printertersebut saat ini.akibatnya perusahaan tersebut bisa tepat dlam menga,bil keputusan untuk memproduksi printer tersebut. Diagram Berikut Meringkas Cara-cara Menentukan Metode Pengambilan Keputusan Didasarkan Pada Sifat Masalah Keterangan : K = Kualitas P = Penerimaan.
3.3  Praktek Membuat Keputusan
       Berkenaan dengan tema ini, ada tiga istilah yang hampir sama digunakan, yaitu shina’at al qarar (memproses keputusan), ‘ittikhadz al qarar (membuat keputusan), dan ‘ishdar al qarar (mengeluarkan keputusan) untuk direalisasikan. shina’at al qarar sebagaimana pemahaman kami, merupakan suatu proses integral pembuatan keputusan dari awal sampai final/akhir. Suatu upaya terus menerus menyiapkan apa saja hal-hal pokok dalam pembuatan keputusan sampai ditemukan alternatif bagus pada puncak proses pengambilan keputusan, yaitu terealisasikannya tujuan utama disamping tepecahkannya suatu problem. Istilah ‘ittikhadz al qarar merupakan langkah dalam proses pembuatan keputusan, yaitu melakukan pemilihan terhadap alternatif yang dianggap paling ideal. Menurut pemahaman kami, ‘ittikhadz al qarar itu juga mencakup tiga langkah sebelumnya, yaitu ibtikar al bada’il (menemukan alternatif yang inovatif), menilainya, lalu memilih alternatif yang paling ideal. Istilah ‘ishdar al qarar dimaksudkan sebagai marhalah atau tahap akhir dari perjalanan proses pengambilan keputusan. Tidak ada makna apa-apa bagi suatu keputusan yang ideal sekalipun jika tanpa tanfidz atau ralisasi, yakni pembuktiannya. Keputusan tidak akan ada artinya jika dikeluarkan selintas tanpa disertai perangkat yang mesti disiapkan untuk merealisasikannya. Tidak bermakna pula, jika suatu keputusan diserahkan sepenuhnya kepada anggota tanpa kontrol, apalagi selanjutnya staf kita menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada bawhannya. Memang masing-masing mereka akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk merealisasikan dan membuktikan segala penunjangnya. Namun jika begitu keadaannya, pada akhirnya jumlah keputusannya akan menjadi banyak sekali sesuai dengan jumlah pelaksanaannya.

3.4    Melaksanakan Keputusan
       Sesungguhnya manfaat dari suatu keputusan apapun adalah terdapat dalam realitas pelaksanaannya.” (Hisyam al Thalib) Kisah Kendi Madu Pernah ada seorang pengangguran menemukan kendi yang tergantung pada suatu pohon. Kendi tersebut didapatkannya dalam keadaan penuh madu. Ia mengucapkan la’ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah), lalu ia mengatakan : “Betapa Allah telah memberikan kesenangan kepadaku.” Setelah ia meminum beberapa teguk dan merasakan kelezzatannya, ia ketiduran di bawah pohon itu sambil memegang tongkat yang ia bawa dalam perjalananny. Setelah tertidur. Ia bermimpi membuat keputusan yang bermacam-macam, antara lain berkenaan dengan madu yang dengan mudahnya didapatkannya itu, seperti keputusan berikut : • Apakah aku lebih baik menjual kendi ini dengan madunya? • Apakah aku menginvestasikan harta ini supaya menjadi lebih banyak la • Setelah itu aku akan membangun rumah indah. • Aku pun akan menikah dan mempunyai anak, lalu aku akan mendidiknya. • Jika anak itu telah deawasa dan baik, aku akan memberikan kepadanya segala kebutuhannya. • Jika ia tidak baik, maka tidak ada jalan lain bagiku kecuali mendidiknya lewat tongkat ini. Lalu lepaslah tongkat yang ia pegang itu mengikuti segala keputusan mimpinya. Apakah yang kemudian terjadi? Kendi madu itu pecah terkena tongkat, lalu mengalirlah madu itu ke kepalanya. Seraya menjilat kelezatan sisa-sisa madu dengan lidahnya, tiba – tiba padamlah api mimpinya, sedangkan harapan pun masih mengalir dengan derasnya, tetapi apa boleh buat, segalanya telah hancur. (demikianlah kisah kendi madu itu). Pelajarannya, cukuplah sebenarnya bagi si penganggur tadi untuk segera menetapkan satu keputusan, kemudian segera merealisasikannya. Jangan malah tidur (bermimpi). Banyak keputusan yang tidak mempunyai langkah konkret sehingga tidak lebih dari sekadar mimpi kosong belaka.
3.5    Syarat-syarat pengambilan keputusan
Penelitian para ahli dan pengalaman para praktisi menunjukkan bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang memenuhi berbagai persyaratan. Syarat-syarat itu antara lain:

1.               keputusan yang dibuat, baik yang bersifat strategis, taktis maupun operasional, harus  
            berkaiatan dengan berbagai sasaran yang ingin dicapai;
2.      keputusan yang diambil harus memenuhi persyaratan rasionalitas dan logika yang berarti menuntut pendekatan ilmiah berdasarkan teori para ahli
3.             keputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatan ilmiah digabung dengan daya pikir yang kreatif, inovatif, intituitif dan bahkan emosional
4.               keputusan yang diambil harus bisa dilaksanakan; dan
5.       keputusan yang diambil harus diterima dan dipahami baik oleh kelompok pemimpin yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam melaksanakan keputusan itu maupun oleh para pelaksana kegiatan operasional.

BAB IV PENUTUP

4.1       Kesimpulan
      Sebagai Kesimpulan, kami ingin memberikan tambahan sebagai kesimpulan yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Berikut ini dua puluh lima kiat terbaik (emas) yang menjadi landasan dan ukuran dalam membuat keputusan kreatif, efektif, dan praktis.
1.   Sebelum membuat keputusan, berdoalah kepada Allah yang maha kuasa.
2.   Siapkan perangkat ilmu (teori, metodologi) yang cukup sebelum membuat keputusan.
3.   Melakukan musyawarah(sharing experiences) untuk membuat keputusan.
4.   Lebih mengedepankan pertimbangan rasio daripada emosi dalam membuat keputusan.
5.   Hati-hati dari pengaruh (pihak lain), dan jangan lengah serta tidak boleh tertipu
6.   Memperhatikan aspek keseimbangan dalam mengkaji keputusan.
7.   Harus teguh-kukuh dan tidak ragu dalam mengambil keputusan.
8.   Bersegerahlah dalam merealisasikan segala keputusan.
9.   Tidak sentralistik (kondisi yang otonom)
10. Pentingnya dinamika pertentangan dalam mengambil keputusan.
11. Segala bentuk keputusan yang telah diambil perlu dihormati secara proporsional tetapi
       jangan mensakralkan.
12.  Moderat dalam keputusan, antar realitas dan cita-cita yang ideal.
13.  Memilih waktu yang tepat untuk mengambil keputusan.
14. Mesti ada tata aturan yang jelas dalam mekanisme komunikasi secara vertikas dan
       horizontal.
15. Memuaskan para eksekutor daripada meggunakan pemaksaan.
16. Sederhana dalam kuantitas (jumlah) keputusan yang di ambil.
17. Perlu adanya inovasi dan kreatifitas baru dalam membuat keputusan.
18. Mesti mengedepankan sikap optimistik daripada sikap pesimistis.
19. Kealpaan itu merupakan tabiat manusia.
20. Berani bertanggungjawab ketika mengambil keputusan.
21. Hindari upaya mengambil keputusan dari menara gading (otoriter).
22. Sinergikan antara pengalaman orang tua dan semangat anak muda.
23. Tidak menjadi “Yes Man”, tidak meniru orang lain secara membabi buta dalam membuat
       keputusan.
24. Mengedepankan sikap lemah lembut daripada cara keras dan paksa.
25. Jangan sembarang menolak opini terlalu dini.

4.2 Saran
1. Dalam mengambil keputusan dalam manajemen, kita perlu mempelajari beberapa aspek   
     yang sudah ada dalam Pemabahasan makalah ini, kita semua pasti tidak menginginkan keputusan yang kita ambil adalah ketusan yang bisa membuat kita menyesal di kemudian hari. Untuk itu dalam makalah ini sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa yang masih memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang lebih baik.
2. Disarankan kepada dosen selaku mata kuliah teori pengambilan keputusan agar sering
     memberikan tugas makalah seperti ini supaya dapat melatih mahasiswa/i dalam menulis sebuah karya tulis dengan benar.






DAFTAR PUSTAKA

Alawiyyah, sayyid, Dr., Membuat Keputusan Manajerial dalam Pelbagai Organisasi Manajemen, al hay’ah al mishriyyah al’ammah li al kuttab, Kairo, 1987. Al Ghadhban, Munir, Metode Edukatif pada Sirah Nabawiah, Pendidikan Kepemiminan. Anonim,2011.Pengambilan Keputusan dalam Manajemen (Online), http://rizwarassundawi.blogspot.com/2011/05/makalah-pengambilan-keputusan- dalam.html (diakses tanggal 04 Oktober 2011) Ridha, Akrim, Dr.2003.Cara Cerdas Mengambil Keputusan.Bandung : PT Syaamil Cipta Media. http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/2012/01/sifat-syarat-syarat-dan-tujuan.html.


Comments

Popular Posts